Hingga angka 0880, saya baru mencatat dua entri untuk nama penerbit “Romeo Grafika” dalam buku inventarisasi koleksi perpustakaan tempat saya bekerja. Selebihnya, daftar tersebut didominasi oleh penerbit-penerbit dengan gelar Pustaka Utama, Yayasan Obor Indonesia, Tiara Wacana, LP3ES, dan penerbit-penerbit seputaran Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung. Kalaupun ada nama-nama penerbit di luar segi tiga kota itu, buku-buku “penerbit lokal” yang saya catat pada umumnya adalah produk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perguruan tinggi, dan pemerintah daerah; lembaga-lembaga yang aktivitas pokoknya bukanlah sebagai produsen bacaan untuk umum.