Gus Dur dalam “Tinta Hitam”

SBY harusnya rajin membaca buku-buku berisi kritik bahkan kecaman kepada presiden-presiden sebelum dia. Sehingga SBY tak perlu mengulang-ulang tuduhan fitnah terhadap dirinya. Gurita Cikeas karya George JA yang baru muncul kemudian langsung dituding sebagai buku sampah, tak bermutu, atau kacangan, hanyalah satu cantuman dalam daftar pustaka mengenai kritik terhadap kepala negara.

Pada akhirnya, publiklah yang menilai kualitas pemimpin, sebagaimana Gus Dur yang dinobatkan sebagai Guru Bangsa oleh media. Kendati semasa hidupnya cukup banyak buku berisi kecaman dan penilaian atas pemikirannya yang dianggap berbahaya bahkan menyesatkan. Namun Gus Dur yang terkenal sebagai pelahap buku itu tetap tertawa dan jalan terus dengan gagasannya, bukannya mengeluh dan memerankan lakon melodrama.

foto.detik.com
Gus Dur digelari sebagai Bapak Pluralisme, karena keberpihakannya pada kelompok minoritas, baik dalam kalangan muslim sebagaimana pembelaannya terhadap Ahmadiyah, maupun karena kedekatannya dengan kalangan umat Kristen dan Katolik serta etnis Tionghoa. Sikap Gus Dur yang memberi teladan perihal pluralisme tersebut tidak disepakati oleh semua pihak, salah satunya adalah Hartono Ahmad Jaiz, penulis buku “Bahaya Pemikiran Gus Dur” yang terbit pada April 1999. Ia juga adalah penulis buku kontroversial yang berjudul “Ada Pemurtadan di IAIN” (pro – kontra). Penulis ini cukup produktif menghasilkan buku-buku yang terang-terangan mengecam gagasan Gus Dur. Dalam tahun 1999 pula, ia memublikasikan buku berjudul “Mendudukkan Tasawuf, Gus Dur Wali?”. Tahun 2000, terbit edisi revisi atas buku mengenai bahaya pemikiran Gus Dur dengan judul “Bahaya Pemikiran Gus Dur II: Menyakiti Hati Umat”. Tahun 2001, penulis ini merevisi buku perihal tasawuf dan Gus Dur menjadi edisi berjudul “Tasawuf Belitan Iblis”. Bahkan kata pengantar Gus Dur untuk sebuah buku juga ia sanggah, maka terbitlah “Gus Dur Menjual Bapaknya. Bantahan Pengantar Buku Aku Bangga Jadi Anak PKI” pada tahun 2003.

Kritik terhadap Gus Dur dalam buku-buku tersebut juga adalah kritik terhadap tasawuf yang dianggap dapat menyesatkan umat Islam. Dalam kata pengantar buku “Tasawuf, Pluralisme, dan Pemurtadan” karya Hartono Ahmad Jaiz, tertera penjelasan sebagai berikut:

“Puncak kesesatan tasawuf itu bertemu dengan apa yang kini disebut pluralisme, yaitu faham yang menganggap bahwa semua agama itu paralel, sejajar, sama. Di samping itu kaum pluralis mengecam Muslimin yang istiqomah yang berkeyakinan bahwa Islam sajalah yang benar dan diterima oleh Allah SWT. Kelompok pluralis mengecam Muslimin yang istiqomah dengan kata-kata yang menyakitkan. Dianggapnya orang Muslim yang istiqomah –dengan meyakini bahwa Islam sajalah yang benar– itu sebagai orang yang mengklaim dirinya berada di pulau kebenaran. Lebih dari itu, menurut orang pluralis, kita tidak boleh melihat agama lain pakai agama yang kita peluk. Jadi, untuk melihat agama lain, menurut kaum pluralis, pandangan kita harus telah lepas dari agama kita sendiri, yang pada hakekatnya kita harus telah murtad lebih dulu, kalau mau menilai agama lain.”

* * * * *

Berikut ini bibliografi perihal gugatan terhadap Gus Dur.

Judul : Bahaya Pemikiran Gus Dur

Penulis : Hartono Ahmad Jaiz

Penerbit : Pustaka Al-Kautsar, 1999

Tebal : 85 halaman

* * *

Judul : Mendudukkan Tasawuf: Gus Dur Wali?

Penulis : Hartono Ahmad Jaiz

Penerbit : Darul Falah, 1999

Tebal : 175 halaman

* * *

Judul : Bahaya Pemikiran Gus Dur II: Menyakiti Hati Umat

Penulis : Hartono Ahmad Jaiz

Penerbit : Pustaka Al-Kautsar, Mei 2000

* * *

Judul : Gus Dur Kau Mau Kemana: Telaah Kritis atas Pemikiran dan Politik Keagamaan Presiden Abdurrahman Wahid

Penulis : Adian Husaini

Penerbit : Dea Press, 2000

Tebal : 168 halaman

* * *

Judul : Inilah– Satu Dekade Kontroversi: Tabel-tabel Kontroversi Abdurrahman Wahid, periode 1991-2000

Penulis : Fahri Hamzah

Penerbit : CYFIS Press, 2000

Tebal : 118 halaman

* * *

Judul : Gus Dur dan Kritik: Kontroversi itu untuk apa?

Penulis : M. Anwar Djaelani

Penerbit : Yayasan Kampusina, 2000

Tebal : 177 halaman

* * *

Judul : Rakyat Indonesia Menggugat Gus Dur

Penerbit : Wihdah Press, 2000

Tebal : 351 halaman

* * *

Judul : Reformasi Pelacur: Tuntut Gus Dur Mundur

Penulis : Eddy Ahmad RM, Yayasan Riau ke Depan

Penerbit : Yayasan Riau ke Depan, Pekanbaru, 2001

* * *

Judul : Gus Dur Menjual Bapaknya: Bantahan Pengantar Buku Aku Bangga jadi Anak PKI

Penulis : Hartono Ahmad Jaiz, Ribka Tjiptaning Proletariyati

Penerbit : Darul Falah, 2003

Tebal : 226 halaman

* * *

Judul : Ummat Menggugat Gus Dur: Menelusuri Jejak Penentangan Syariat

Penulis : Abdurrahman Nusantari, Aliansi Pecinta Syariat (Bekasi, Indonesia)

Penerbit : Aliansi Pecinta Syariat, 2006

Tebal : 226 halaman

erepublik.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Reply to this post

Post a Comment