Search Engine versus Online Catalog

Catatan ini dilatarbelakangi beberapa peristiwa, baik berupa interaksi secara langsung dalam ruang kuliah maupun melalui layar monitor. Peristiwa terakhir yang memicu saya menulis catatan ini adalah setelah membaca status FB seorang teman, sebagaimana dapat disimak pada gambar di bawah ini.


Gambar 1


Segera saya ingat kesimpulan dalam kuliah bersama Pak Anis Masruri pada akhir pekan kemarin, yakni:

"Para pengguna lebih memilih search engine ketimbang online catalog karena mereka menginginkan dokumen, bukan wakil dokumen".
Hal serupa saya baca dalam hasil survei yang dilakukan oleh Arif Surachman untuk penelitian tentang "Jaringan Perpustakan Digital di Indonesia". Untuk pertanyaan "Jenis sumber informasi digital seperti apa yang anda akses?" yang memperbolehkan responden memilih lebih dari satu jawaban, 76 dari 80 responden memilih search engine sedangkan online catalog memperoleh 56 suara.

Mundur ke peristiwa sebelumnya, yakni Pak Ida Priyanto yang membentangkan gambar di bawah ini.

Gambar 2


Penelusuran saya menemukan dua dokumen hasil riset Online Computer Library Center (OCLC) yang menjadi rujukan untuk gambar di atas, yakni:

Perceptions of Libraries and Information Resources (2005)

Online Catalogs: What Users and Librarians Want (2009)

Riset yang disebut terakhir memuat lima temuan pokok terkait apa yang sebetulnya diinginkan oleh para pengguna yang mengakses katalog online. Keinginan nomer satu adalah adanya tautan yang mengantarkan mereka ke dokumen. Jadi, bukan sekedar tampilan katalog sebagai wakil dokumen. Bila kita bandingkan dengan search engine yang dapat menyediakan tautan-tautan menuju dokumen yang dibutuhkan, maka wajar bila para pengguna menomerduakan online catalog.

Berikut ini gambar yang memuat kesimpulan ringkas hasil survei terkait keinginan para pengguna terhadap online catalog.

Gambar 3


Penelitian 2009 merupakan upaya mencari tahu perihal perubahan apa saja yang perlu dilakukan agar kerja keras pustakawan membuat katalog tak sia-sia dan tak kalah telak dengan search engine sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar 2.

Sebagai gambaran awal, berikut ini keterangan responden dalam riset OCLC pada 2005 tentang persepsi pengguna terhadap perpustakaan dan sumber informasi.

Gambar 4


Ketika ditanya sumber informasi apa yang menjadi pilihan pertama, 72% responden yang berlatar belakang pendidikan mahasiswa memilih search engines. Hanya 14% yang memilih langsung berkunjung ke perpustakaan, dan 10% sisanya memilih online library.

Gambar 5


Silahkan bandingkan temuan itu dengan status FB teman yang menjadi gambar pertama catatan ini.

Mengapa mayoritas pencari informasi lebih memilih search engine sebagai sumber informasi ketimbang perpustakaan (baik yang berdinding maupun yang -konon- tanpa dinding)?

Gambar di bawah ini menunjukkan kelebihan-kelebihan search engine dibanding perpustakan. Tiga alasan yang paling banyak dipilih adalah karena search engine lebih cepat serta lebih nyaman dan lebih mudah digunakan.

Gambar 6


Mari kita bandingkan dengan hasil survei Arif Surachman, khususnya tentang kendala apa saja yang dialami oleh para pengguna ketika mengakses jaringan perpustakaan digital di Indonesia.

Arif Surachman menyimpulkan ada beberapa kendala yang dialami para pengguna dalam mengakses jaringan perpustakaan digital di Indonesia, dua di antaranya adalah:
  • Lambatnya akses ke dalam server perpustakaan digital (termasuk dalam penelusurannya).
  • Masih banyaknya missing link atau informasi yang ada tidak dapat diakses lebih lanjut.

Berikut ini beberapa jawaban responden yang mencerminkan dua persoalan tersebut:

Gambar 7


Gambar 8


Gambar 9


Gambar 10


Sekali lagi, saya mengajak pembaca untuk membandingkan temuan Arif Surachman dengan temuan riset OCLC tentang kelebihan search engine (gambar 6) dan tentang para pengguna yang menginginkan dokumen, bukan sekadar wakil dokumen, pada gambar 3.

***

Silahkan teman-teman pembaca membuat kesimpulan. Namun bila ingin membuat kesimpulan/kesepakatan bersama, mari kita mendiskusikan catatan atas temuan-temuan di atas. Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Reply to this post

Post a Comment