Percetakan Al-Qur’an Palembang 1848 dalam Lintasan Budaya Cetak Abad ke-19

Abstrak

Artikel ini menguraikan beberapa aspek yang melatarbelakangi kemunculan percetakan Kemas Muhammad Azhari yang mencetak Al-Qur’an menggunakan alat cetak batu atau litografi. Fenomena percetakan bumiputra di Palembang era kolonial yang muncul pada tahun 1848 ini penulis kaji dengan pendekatan sejarah buku, budaya cetak, serta penjelasan tentang penerimaan teknologi cetak oleh kalangan muslim. Sebagai teknologi ciptaan Eropa, litografi lebih diterima kalangan muslim dibandingkan tipografi. Penerimaan itu terjadi secara masif pada pertengahan abad ke-19 seiring menguatnya kolonialisme dan meluasnya jangkauan para rohaniwan musafir sebagai agen budaya cetak dalam misi penginjilan. Kontak budaya berupa alih teknologi antara agen budaya cetak berkebangsaan Eropa dengan kalangan muslim India dan Asia Tenggara memunculkan industri cetak di kawasan koloni Inggris dan Hindia Belanda. Percetakan Kemas Muhammad Azhari merupakan hasil dari lintasan perjalanan ibadah haji dan misi dakwah Kristen yang melintasi Selat Malaka sebagai jalur pelayaran di mana Singapura menjadi titik persilangan.

###

Artikel ini dimuat dalam Suhuf, Jurnal Pengkajian Al-Qur'an dan Budaya, Vol. 14 No. 1 (2021). 

Artikel ini dapat diakses melalui tautan berikut ini:

https://jurnalsuhuf.kemenag.go.id/suhuf/article/view/621/234

atau

https://www.researchgate.net/publication/354093484_Percetakan_Al-Qur'an_Palembang_1848_dalam_Lintasan_Budaya_Cetak_Abad_ke-19

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Reply to this post

Post a Comment